FESTIFAL LINTAS SEKOLAH
Sisko (490)
72 0 18-02-2014
545 suka
10-04-2019, 14:07:16

detiknews

Banyuwangi - Di bulan Ramadan ini, Banyuwangi kembali menghadirkan Festival Hadrah Pelajar Nasional 2018. Sejumlah pelajar tingkat SMP hingga SMA/SMK/MA dari berbagai daerah di Jawa dan Bali mengikuti ajang ini. Seperti Madrasah Aliyah (MA) Muniroh, Blora Jawa Tengah, SMKN I Cengkareng DKI Jakarta, SMA Excellent Al Yasin, Pasuruan, SMKN I Rembang dan MA Salafiyah Buleleng, Bali.

Bertempat di halaman kantor Bupati Banyuwangi, festival hadrah pelajar nasional 2018 digelar oleh pemerintah kabupaten banyuwangi, Sabtu sore (26/5/2018). Festival hadrah yang digelar ketiga kalinya ini, diikuti oleh 131 peserta pelajar mulai dari tingkat SMP hingga SMA se-Jawa dan Bali.

Para peserta saling beradu unjuk kebolehan dalam membawakan irama musik hadrah dengan nuansa musik islami. Setiap grup terdiri dari 10 pelajar ini membawakan dua lagu, yang pertama sholawat denngan iringan musik albanjari (hadrah dan bass). Lagu kedua, lagunya bebas yang dikolaborasikan dengan musik non elektrik (perkusi). Seperti, keplak, marawis, calte, dumbuk, jimbe, bas, tamborin dan tamtam.

Dalam pembukaan menghadirkan Festival Hadrah Pelajar Nasional 2018, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersama dengan Forpimda Banyuwangi memukul terbang/rebana sebagai simbolis pembukaan acara yang digelar dua hari ini.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, festival ini merupakan salah satu cara Banyuwangi untuk terus menumbuhkan semangat anak-anak muda dalam berkarya, dan mengeksplore bakat musik Islaminya. Banyuwangi ingin musik Islami terus tumbuh dikalangan pelajar. Apalagi potensi bermusik hadrah di lingkungan pelajar saat ini mulai cukup besar.

"Kesenian hadrah merupakan salah satu kesenian khas islami yang selalu mendapat tempat di hati umat Islam. Seni 'terbang' yang berirama menghentak, rancak, dan variatif membuat kesenian menjadi alternatif baru bagi anak muda dalam bermain musik. Hingga detik ini hadrah yang berasal dari kota Banjar ini mulai banyak diminati pelajar dan bahkan menjadi ekskul di sekolah-sekolah, pondok pesantren maupun sejumlah perguruan tinggi," kata Anas.

Selain itu, kata Anas, ajang ini juga bisa sebagai sarana konsolidasi dan silahturahmi antar pelajar. "Dengan ajang ini mereka bisa mengukur kemampuannya yang tidak hanya jago di lingkungan sendiri, tapi bisa beradu dan bersanding dengan pelajar yang lain untuk bertukar pengalaman memainkan musik religi," ujarnya. 

 

Silahkan login untuk meninggalkan balasan.

Pesan

Notifikasi