Pertama, sikap simpati Sikap ini memiliki kecenderungan pada sikap hormat, suka, salut terhadap kelebihan orang lain. Seseorang yang memiliki sikap ini akan terbangun semangat berbagi, memiliki kepekaan sosial, dan tidak segan membantu siapapun ketika ada orang lain dalam kekurangan. Keuntungan seseorang yang memiliki sikap ini adalah dia akan mudah menjadi bagian dari orang lain sehingga problem pribadinya pun juga akan mudah teratasi seiring sikap simpatinya terhadap permasalahan orang lain. Bukan menjadi pribadi yang sok ngurusi permasalahan orang lain tetapi lebih pada kehadirannya menjadi solusi atas permasalahan orang lain. Tugas guru dalam menumbuhkan sikap ini adalah dengan cara mencontohkan sikap-sikap yang berorientasi pada kepekaan atas problematika yang dihadapi diri maupun orang lain. Selain itu peran sentral sekolah adalah dengan cara meneguhkan diri sebagai sekolah peduli sesama atau sejenisnya, maka tindakan optimal dalam menumbuhkan sikap simpati pada peserta didik dapat terwujud.. Kedua, sikap empati Sikap ini adalah munculnya rasa iba atas derita orang lain. Peserta didik yang memiliki sikap ini secara umum akan memiliki keinginan yang kuat untuk membantu orang lain sesuai kemampuannya. Hal inilah yang dilakukan oleh Jimmy Demianus Ijie, beliau sekuat tenaga dengan ekspresi menangis menyampaikan rasa empati atas insiden yang terjadi di Papua. Kewajiban beliau sebagai wakil rakyat didaerah pemilihannya patut mendapatkan acungan jempol. Sekolah sebagai wahana penempaan sikap sudah sepatutnya melakukan inovasi-inovasi pembelajaran dengan bertumpu pada peneneman pendidikan karakter (PPK) agar pesan empati dapat dimiliki oleh peserta didik. Peran guru dalam menumbuhkan sikap ini sangat penting, bisa dilakukan oleh semua guru mata pelajaran dengan cara mengingatkan peserta didik saat terjadi tindakan, perilaku, atau kejadian yang incidental. Selain itu, menjadi tanggung jawab bersama dalam memberikan pentingnya sikap empati ini agar dilain waktu jika peserta didik menjumpai orang lain dalam kondisi yang butuh perhatian, maka peserta didik yang telah memiliki sikap ini akan sigap dalam membantu orang lain tanpa diingatkan oleh siapapun.. Ketiga, sikap antipasti Sikap ini akan sangat membahayakan bagi semua unsur sekolah termasuk peserta didik. Seseorang yang memiliki sikap ini tidak akan memiliki rasa iba atas penderitaan orang lain. Jika peserta didik tidak memiliki bekal ini, bukan kemustahilan contoh rebutan kekuatan dalam berbagai bentuk akan terjadi. Tidak lagi peduli atas kesusahan orang lain, tidak lagi peka terhadap kondisi sosial masyarakat, tidak lagi memiliki kemauan untuk saling membantu sesama. Tugas sekolah melalui peran guru adalah membentengi peserta didik dari sikap ini. Agar sikap antipasti terhadap orang lain sesering mungkin kita kenalkan kepada peserta didik sehingga akan lahir pribadi yang memiliki sikap simpati dan empati. Melihat suara netizen atas kritik sosial Jimmy Demianus Ijie beberapa waktu yang lalu, sudah saatnya publik membenahi diri dan lingkungan untuk menumbuhkan sikap empati, simpati atas nama kemanusiaan. Dengan demikian potensi untuk mengikis sikap antipasti dapat kita lakukan kepada generasi-generasi kita. Semoga. (Ariyadi, S.Pd. I - Guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti SMA Islam Al Azhar 15 Kalibanteng Semarang) .
Sumber : https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=249900774
|