Jangan Anggap Daerah Pelosok Bebani APK Nasional
Dewi Masitoh (1,266)
694 10 14-03-2013
0 suka
13-05-2014, 09:49:21
http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/mendikbud-mohammad-nuh-_130214130108-223.jpg SORONG -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, rata-rata nasional Angka Partisipasi Kasar (APK) nasional sudah bagus. Namun masih ada daerah tertentu yang APK-nya di bawah 95 persen termasuk Papua Barat. Banyangkan saja, ujar Nuh, APK yang digarap itu anak-anak yang sekolahnya di pelosok, harus jalan kaki beberapa kilometer jauhnya. Makanya wajar kalau APK-nya masih rendah. "Namun jangan menganggap daerah pelosok menjadi beban APK. Tidak boleh itu, sebab yang diutamakan adalah keadilan pendidikan bagi seluruh anak Indonesia,"kata Nuh. Persoalan, terang Nuh, bukan di APK tapi tetap memberikan hak pendidikan meskipun di daerah terpencil. "Satu sekolah hanya terdiri dari 40 anak, maka satu kelas hanya enam hingga 10 orang, namun mereka tetap berhak mendapatkan pendidikan,"terangnya. Terus terang, kata Nuh, yang paling mengkhawatirkan adalah dianggap mengabaikan kelompok marjinal. Ini jauh lebih berbahaya. "Makanya tekad kami, siapapun berada di manapun, harus diberikan kesempatan yang sama di bidang pendidikan. Tidak ada diskriminasi,"ujar Nuh. Anak-anak di pelosok, kata Nuh, tetap harus mengikuti Ujian Nasional (UN). "Jangan pernah berpikir anak-anak di pelosok pasti semuanya terbelakang,"katanya. Mereka, lanjut Nuh, tetap harus diberi kesempatan UN. Memang nilai UN-nya mereka rata-rata paling rendah namun jauh lebih fatal kalau mereka tidak diberi kesempatan UN. "Biarlah mereka terbiasa ikut UN. Termasuk gurunya juga terbiasa menyelenggarakan UN,"ujar Nuh. Sumber : republika.co.id

 

Silahkan login untuk meninggalkan balasan.

Pesan

Notifikasi