Pemaketan buku juga berpengaruh terhadap kompetisi di antara para penyedia. Pemaketan terkait harga. Jika salah membuat pemaketan, maka kompetisi tidak terjadi sehingga harga buku mahal. Pembelian melalui mekanisme e-Katalog dan e-Purchasing, tambah Yulianto, juga merupakan solusi bagi pemenuhan kebutuhan transaksional yang praktis dan cepat. LKPP telah membangun infrastruktur yang memudahkan proses pelelangan hingga pembelian buku berlangsung aman dan cepat. Terlebih, katanya, sudah ada lebih dari 600 Layanan Pengadaan Secara Eeletronik di 33 provinsi yang siap membantu. “Kita pengin bangun pengadaan lebih simpel,†ujarnya saat berkunjung ke Gedung E lantai 5 Kompleks Kemdikbud, Senayan, Jakarta, Jumat, 18 Juli 2014. Terkait molornya distribusi buku Kurikulum 2013, Yulianto melihat banyak faktor penyebabnya, di antaranya waktu sosialisasi yang kurang, pemesanan buku oleh pihak sekolah yang belum tuntas hingga tenggat yang telah ditentukan, luasnya jangkauan distribusi, dan banyaknya jumlah buku yang didistribusikan. Yulianto menilai telah terjadi ‘tsunami’ di dunia pencetakan buku. Sebab baru kali ini ratusan juta buku dicetak kemudian didistribusikan secara luas dan massif ke seluruh penjuru tanah air dalam waktu yang relatif singkat. Namun ia salut dengan kinerja para pemangku kepentingan seperti pimpinan di Kemdikbud dan penyedia buku. “Semua sudah all out,†tegasnya. Hampir tiap hari Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan penyedia buku menggelar rapat guna memantau pergerakan pencetakan, pemesanan, dan distribusi buku dari penyedia ke sekolah. Sumber : kemdikbud.go.id |