Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan ada tiga kesenjangan yang terjadi di dunia pendidikan.
Kesenjangan pertama adalah kesenjangan struktural yang yang disebabkan karena kebijakan Kedua adalah kesenjangan kultural karena budaya, misalnya seseorang yang menolak pendidikan karena dianggap kurang penting.
Dan yang terakhir adalah kesenjangan spasial karena perbedaan desa dan kota. Penduduk desa harus berusaha lebih banyak untuk dapat akses pendidikan. Muhadjir mengatakan ketiga kesenjangan tersebut tidak bisa dihindari.
Maka dari itu, pemerintah tengah melakukan berbagai terobosan, seperti mengganti Sekolah Menengah Pertama (SMP) terbuka menjadi sekolah satu atap yang terintegrasi dengan SD. Langkah ini untuk memperpendek kesenjangan akses pendidikan, terutama daerah 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar).
Selain itu, pendidikan menengah perlu dibekali dengan keterampilan agar bisa bekerja jika tak dapat melanjutkan pendidikan.
"Di luar negeri adaaturan yang ketat mempekerjakan anak yang belum lulus SMA. Itu melanggar Undang-undang, yang berhak bekerja adalah yang sudah lulus dan mengambil kursus. Tapi di Indonesia tidak mungkin, kadang tamat SMP dan SMA sudah bekerja," ujar Muhadjir.
Pihak Kemendikbud akan menyiapkan SMP satu atap di daerah 3T sebanyak 5.000 unit sekolah. Dengan demikian diharapkan sebakin besar peluang anak - anak untuk mengejar pendidikannya.